LELAKI KOMET

Aku akan sedikit bercerita tentang Lelaki Kometku. Panggil saja dia Beng-beng. Aku sudah mengenalnya lama sekali dan bahkan aku mengenalnya lewat Line yang tak kusebutkan di postku yang lalu dan tiba-tiba muncul di BBM. Eh ternyata kita sedomisili. Beng-beng ini unik karena dia bisa menarik hatiku walau dia bukan kriteriaku. Sedikit gamblang aku menceritakan. Dia juga disukai adik kelasnya yang aku akui memang dia cantik, putih, dan segala hal yang membuatku iri kepadanya. Bahkan aku sudah lupa dengan bagaimana aku bisa kenal dengan Beng-beng dan teman-temannya. Yang pasti aku juga sudah nyaman dengannya, dia juga mulai bisa membuka diri dengan menceritakan segala hal dalam hidupnya meski itu manis atau pahit begitupun aku, tapi lambat laun hubungan kami renggang dan kami jarang berkomunikasi lagi.

Mungkin juga dia keasyikan berlari saat aku mengejarnya atau dia tidak peduli saat aku mengejarnya. Jadi kalau sekarang aku sudah berhenti mengejar juga jangan salahkan aku. 

Lelaki komet itu lelaki yang dahulunya sangat dekat dengan kita, memberikan terang dan harapan pada langit gelap, tetapi sesudah itu tak pernah tampak lagi. Komet hanya sekedar lewat dan memberikan harapan kosong.

Bahkan aku mengutip kata-kata dari novel karangan Adeliany Azfar yang berjudul ‘ Warna Rindu ’ dengan sedikit perubahan.

Aku mungkin akan memaksa tertawa karenamu, Mr.eL. Namun, ini tak akan berlangsung selamanya. Walau nanti aku tak lagi melihatmu, aku tetap mengharapkan dirimu bahagia. Aku lelah, lelah karena terlalu sering pura-pura tertawa dihadapanmu. Jika pupa menyembunyikan kepompong sebelum menjadi kupu-kupu yang sempurna, aku akan menyembunyikan diri agar bisa melupakanmu. Aku akan menjauh dari segala sesuatu yang berhubungan denganmu. Termasuk, kopi...

Jujur aku sudah mulai menjauh dari kopi. Bayangkan! Seorang coffee addict menjauh dari barang kesayangannya itu. Sedikit gak rela, tapi akan aku coba demi melupakannya. Disisi lain juga, tidak baik cewek mengonsumsi kopi secara berlebihan. Tapi kalau uda setres ya pelariannya ke kopi. Aku ingin hidup kembali. Aku ingin hatiku dipupuk lagi dengan kompos yang berbeda. Yang bisa membuat hatiku selapang padang rumput.
...
Miris kan? Ini jalan cerita cinta yang bener-bener menyakitkan dalam 16 tahunku ini. Seandainya dia kembali lagi juga tidak semata-mata aku menerimanya. Seseorang yang pernah merobek hati apakah bisa menjahitnya kembali seperti semula?

Komentar