Bagaimana Jika Aku Meninggal Hari Ini ...

Suara sirine ambulan yang kubenci akan segera terngiang disepanjang perjalananku ke rumah.

Tetangga dan keluarga besar akan berdatangan. Untuk sehari itu mungkin teman-temanku tidak ada yang tahu kalau aku sudah meninggal.

Pelan tapi pasti, tubuhku akan digendong ke arah pemandian.

Aku menduga, aku akan dimandikan di kebun sebelah rumah, dengan air bercampur barus yang dingin, diguyur oleh ibuku sendiri yang sedikit demi sedikit menitikkan air mata, digotong ayah ke ruang tengah untuk dikafani.

Kemudian ayahku akan mengecup keningku, kedua belah pipiku, dan berbisik sesuatu ditelingaku yang membiru. Tak lama itu, ibuku akan datang membawa roncean bunga, mungkin ada bunga sedap malam yang kusenangi, dikalungkannya ditubuhku yang terbalut kafan putih. Kemudian dikecup pipiku sekali lagi lama hingga tetes air mata ibu menitik dipipiku. Dipeluk tubuhku yang terbujur kaku lama hingga lupa rasanya sudah tidak bernapas lagi.

Ditanah lembab tempat aku dilahirkan, aku akan disemayamkan disamping kakek dan kakak laki-lakiku. Teman-temanku akan datang ketika aku sudah dikebumikan. Mungkin dari teman tetangga desa, lalu berita segera menyebar ke teman-temanku SMA, dan tidak tahu juga apakah ada kabar untuk temanku yang ada di Surabaya.

.... Apakah memang begitu?

[Catatan ini diketik pada tanggal 12 November 2019]

Komentar