Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

8.10

kata orang kalau habis nangis bisa plong hatinya gitu ya. padahal saya niatnya sih pengen gitu. tapi semakin saya mengeluarkan air mata, hati malah bercampur berbagai warna, pekat, yang membuat saya terlalu memikirkan kejadian yang sudah berlalu. hal itu membuat kepala saya pusing. makanya, saya tidak pernah nangis secara bebas. saya tahu keadaan tubuh saya yang tidak mau merasakan lemah tak berdaya. ص

noted!

saya selalu dikasih nasehat sama temen saya kalau blog ini jadi lahan komersil. ah ngga mungkin. blog ini diary saya kok. ga mungkin dong saya curhat trus nampilin iklan. blog ini cuplikan diary saya yang bagus buat dibaca lagi kok. soalnya diary saya berbentuk buku, tulisan saya juga ga bagus-bagus banget. tapi kadang cuplikan itu bisa jadi inspirasi buat tulisan saya yang lain. isinya memang agak alay apalagi postingan tahun 2016 tapi saya bangga kok. saya labil disaat yang tepat. saya taun depan sudah mau berkepala dua. tapi saya inshaallah konsisten kalau tentang diary. diary bagi saya itu catatan hidup saya. harta yang paling berharga bagi saya. karena saya gampang banget buat lupa. begitulah dan sekian. ص

8.1

sebenarnya saya akhir-akhir ini merasa kalut. badan lemah, tidur pun enggan. bukan maksud tidak inginkan tidur, tapi mimpi-mimpi yang ingin dihindari selalu saja datang menyerang. belum lagi perkara detik-detik akademik yang menggelikan. berpikir kini mulai enggan, apalagi menyampaikan suatu ide yang menakjubkan. pun dapat bernapas dan menjalani hari saja bisa sebahagia ini. sudahlah nikmati hidup, karena hal ini mungkin tidak akan terulang kedua kalinya dalam satu dekade. satu dekade, lama juga ya.-ص

hm

seiring balasanmu yang kian singkat, semangatku pun makin kendo.

8.9

saya punya teman namanya mas hafid kenal dari zenius dulu. dia ini cerdasnya ga ketulungan, sering bantu saya ngerjain tugas mtk dulu. dia sekarang jurusan matematika murni ugm smt 3 sama kaya saya padahal umurnya sudah 23 tahun, dimana umur segitu biasanya sudah mulai ngurus skripsi, atau buat mas hafid sendiri mungkin uda mau diwisuda. dia ga peduli kata orang, uda tua masih aja semester segini. tapi dibalik itu semua, mas hafid pernah diterima masuk ui dan itb. setelah dia lulus SMA, dia dapat SNMPTN di UI, SBMPTN di UPI, tapi ga diambil. dia milih buat gapyear. tahun keduanya setelah lulus SMA, dia kembali SBMPTN di ITB, tapi gadiambil. dia milih buat gapyear. sampai pada tahun ketiganya, yang setara dengan saya yang baru lulus SMA, dia akhirnya masuk ke jurusan yang dia pengen, matematika murni UGM. sekarang ini jadi seangkatan sama saya, tapi kalo dibandingin sama dia, jelas saya bukan siapa-siapa. pernah mas hafid bilang gini, "saya bukan siapa-siapa dek, kalau kamu b

8.8

Saya akui, saya pernah suka dengan dia selama sembilan tahun. Dia, teman SD saya, teman sekelas saya, teman sebangku saya. Saya tidak menyadari bahwasanya saya sudah terlalu cinta, namun tetap saja takut untuk berhadapan dengannya. Kami berteman di segala media sosial, tapi tak pernah sekalipun kami menyapa. Ada banyak kesempatan untuk menyapa secara langsung, tapi saya selalu mendapat timing yang tidak tepat. Dan akhirnya, dialah lelaki yang saya sukai hingga saat ini. Saya termasuk orang yang hiper, saya tidak sungkan untuk bertemu siapapun, namun untuk dia, saya selalu berpikir dua kali. Meskipun hal ini mudah, bahkan terlalu mudah bagi saya mendapatkan kesempatan. Tapi dengan bodohnya, saya selalu membiarkan kesempatan itu sambil berdoa mungkin ada kesempatan yang lain. Saya akui saya bodoh. Dalam beberapa tahun ini, saya tahu dia sudah berkali-kali berganti kasih, saya pun juga. Tapi tidak bisa saya pungkiri bahwasanya hati saya masih tetap untuknya. Saya sangat menyayanginya

8.6

memang benar, lupa akan literatur bisa membutakan segalanya.

8.6

Gambar
aku juga pernah sakit hati, berkali-kali malahan, bukan pada lelaki tapi pada teman sendiri. tapi apalah daya, aku sadar, aku memang tidak bisa terlalu dekat dengan mereka, karena aku tahu, rasa percaya itu sungguh mahal harganya. lalu, jika aku tidak percaya mereka, kenapa aku harus sakit hati? apa aku, yang tidak sadar ini, sudah menaruh kepercayaan pada mereka yang keterlaluan?

8.5

Hari ini seperti biasa, dengan wifi cepet plus jus alpukat yang senantiasa menemani, dibilik kecil kafe yang selalu menemani tulisan yang tidak berharga ini wkwk Aku sebenernya uda muak sama kampus ini, bukan karena apa-apa tapi makin hari makin mencekik mata kuliah wajibnya apalagi uda kayak berasa the end aja gara-gara gupuh krs an. Aku takut, IPku turun:'( Tapi apa daya, yaudahlah ya mau gimana lagi. Dinikmatin aja semua prosesnya. Hari ini aku liat gerombolan maba fakultas FEBI wkwk mereka uda kaya lama temenan gitu akrab banget. Jadi inget dulu pas jadi maba :v berasa uda tua gini padahal mah baru semester 3. Dengerin mereka ngomong, jadi suka nostalgia gini :'v apakah aku sudah tua bung. Jadi pengen jadi maba lagi, tapi jadi senior juga enak wkwk 13.00 WIB Ada mbak-mbak yang kalo mlirik suka nakutin wkwk Padahal aku mah diem sajalah wkwk Pertamanya aku liat tv sebenarnya tapi ga sengaja natap tepat matanya karena salah fokus sama kontak lensenya yang hit

8.4

Aku juga pernah suka sama orang. Tapi, kayaknya salah sasaran juga. Jadinya, aku berhenti menyukai orang. -- Dunia perkuliahan katanya asik ya, beda sama SMA, nyatanya sih sama aja. Dari jaman SD dulu aku juga pernah suka sama temen sebangku, Fer** namanya. Uda cantek-cantek kesekolah, bukan malah disukai Fer malah ditembak Bay. Akhirnya pas SMP, aku sama Fer beda sekolah jadi gapernah tau kabarnya gimana. Di SMP aku gasuka siapa-siapa si sampe SMA, aku ketemu temen SD yang seSMP sama Fer, namanya Nai. Dulu pas ada tanding futsal antar sekolah, aku suka liat pas bagian Fer main, cuma liat doang si ga pernah nyapa/nyamperin karna waktu SMA aku dekil syekali, jadi malu buat ketemu sama dia. Tapi pas si Nai bilang ke aku katanya Fer nitip salam, bahagianya hati kayak meletusnya gunung krakatau, bahagia banget. Sayangnya tetep, aku gaberani ketemu sama dia sampai kita lulus SMA. Nai sekampus sama Fer, aku di UIN. Pas reuni juga gitu, aku gaberani ketemu HAHA pengecut sampe kuliah.

8.3

"Noah: I am nothing special; just a common man with common thoughts, and I've led a common life. There are no monuments dedicated to me and my name will soon be forgotten. But in one respect I have succeeded as gloriously as anyone who's ever lived: I've loved another with all my heart and soul; and to me, this has always been enough " The Notebook - 2004

b e r h a r g a

Gambar
Orang-orang yang saya anggap berharga, seringkali tidak menganggap saya sama berharganya. Saya selalu berusaha untuk mengetahui kabar terbaru mereka, memastikan jika mereka selalu baik-baik saja. Namun sayangnya, ego lebih sering menenggelamkan mereka. Mereka terkesan tidak peduli dan kabar saya tidak terlalu menarik untuk diketahui. Rasa sungkan dan segan seringkali mampir dalam kepala ketika saya selalu menjadi pihak yang bertanya, tanpa pernah ditanya. Apa betul mereka bahagia sewaktu saya perhatikan keadaannya? Atau mungkin rasa risih yang ternyata mereka rasa? Lalu semakin hari saya semakin mengerti, bila dalam komunikasi harus ada yang memulai. Biarlah mereka masih melawan ego mereka, sedangkan saya akan selalu membuka komunikasi meski hanya dianggap basa-basi. Barangkali, kasih yang betulan kasih adalah kasih yang tanpa pamrih. Seperti yang selalu saya senandungkan sejak bayi, bila kasih hanya memberi dan tidak mengharap kembali. Iming-iming surga dan ancaman ner

K E P E R C A Y A A N

Gambar
semenjak saya tk, saya selalu punya komplotan, dan saya selalu menjadi bosnya. urusan berantem dengan cowo pun saya ladeni, karena mengganggu teman sekomplotan saya sampai kita semua menginjak sd. saat kelas 5 sd, saya terlambat menyadari, teman sekomplotan saya ternyata memanfaatkan saya sebagai tamengnya. hal ini saya dengar dari pemerhati, dan ketika dibuktikan memang benar adanya. semenjak saat itu saya tetap bersahabat dengan mereka, namun ketika saya tidak membela, mereka meninggalkan saya satu per satu. begitu masuk smp, saya memasuki lingkungan baru. semua teman yang dulu sekomplotan masuk ke smp negeri, sedang saya swasta. tidak apa, ambil hikmah saja. dan saya kembali mempunyai komplotan di smp, dengan hal yang sama, mereka ingin saya menjadi tamengnya dan orang sekunder. saya terima, saya tetap bahagia dengan mereka, namun memilih mundur dan mendekati guru, insting saya saat itu, jika saya tidak mendapat kebahagiaan sejati dengan teman, saya akan mencari kebahagi

2.1

"bagaimana bisa kita bertemu?" Seekor kupu-kupu terbang seperti kelopak bunga dan mengguncang segalanya. Aku membacakan halaman demi halaman buku yang pernah kau baca dengan lantang. Aku duduk di kursi yang kau duduki untuk merasakan suhu punggungmu. Aku memejamkan mata, bahkan aku pernah menyentuh ujung cangkirmu dengan ujung jariku. "bagaimana bisa kita menghabiskan begitu banyak waktu bersama?" "apa kita saling memberikan cinta untuk mendapatkan cinta?" Cinta yang ajaib namun tragis. Aku tidak ingin menjadi sebuah kebetulan bahwa aku bisa berdiri tepat di hadapanmu. Itu sebabnya yang bisa kulakukan hanya melakukan yang terbaik. Saat ini, aku tengah menjalani keadaan dimana, aku memberikan seluruh cintaku padamu.                              [19.08 WIB - 하백의 신부]

IKHLAS TANPA TAPI

secarik sampah dimalam kelabu, so. --------- PART 1 --------- Malam itu termasuk malam yang panjang bagiku. Angin yang berhembus mesra membekukan otak yang sedari tadi menunggu. Rasa penat berkepanjangan kemarin sore menggerogoti setiap inci tubuhku. Alunan musik yang sendu mendayu-dayu menanti demi satu hal yang tak ku peduli, dia. Kata-kata yang sedari tadi ada di kepala tidak serta merta keluar dari lidah kakuku. Bibir-bibir beku diantara malam syahdu membuatku ingin beranjak, tapi tak bisa ketika aku menatap tepat kedua bola mata indah itu. Kita adalah sisa-sisa keikhlasan yang tak di ikhlaskan, katanya dalam secarik kertas. --------- “Sudah kuduga, Ana. Jika dia memperhatikanku setiap harinya,..” “Bukan berarti dia menaruh hati padamu, dear ” Kring… Krincing… Kring… Gemerincing lonceng andong membawaku dan teman sepermainanku menuju ke tempat tujuanku. Tanganku membawa tas besar berisi perlengkapan hidupku. Setiap saat, ku menatap layar ponselku berharap ada y

DONT COMPARE UR LIFE TO OTHERS

Gambar
Ini reshare ya~ bukan tulisan sendiri hehe -------- Ada sebuah penyakit, saya tidak tahu nama resminya. Tapi kita namakan saja “Sindrom Ketinggalan Balapan”. Indikasinya begini: • Kamu sedang belajar atau meniti karir, tapi have no idea kamu mau jadi seperti apa di ujungnya nanti. • Kamu ngeliat figur-figur hebat di bidang kamu. Di satu sisi kamu jadi bersemangat, di sisi lain kamu jadi overwhelmed karena ngerasa banyak banget hal yang mesti kamu pelajari untuk berada pada posisi seperti mereka. • Efek lainnya juga, mungkin kamu jadi ngerasa ketinggalan, atau bahkan ngerasa udah salah jalan selama ini. • Lalu kamu ngerasa tahun-tahun yang sudah kamu lalui kamu habiskan begitu saja, agak sia-sia. Kesal dan menyesal rasanya. • Terlebih, kalau figur yang kamu lihat adalah teman sebaya kamu. Ada yang udah sampai di sana, ada yang udah jadi ini, ada yang sudah menghasilkan itu. Rasanya pengen mencet tombol restart hidup–andai saja ada. Apa yang mesti dipikirkan-dilakukan

STAN? SBMPTN LAGI? ATAU TETAP DI UIN?

Gambar
Halo! Hi! Kayaknya emang sapaan cuma gitu aja ya ga beda-beda hehe. Okee, baiklah. Aku ingin menceritakan sedikit saja (gatau kalo ternyata banyak wkwk) uneg-uneg di awal tahun 2018 yang mudah-mudahan menjadi tahun terrr- gitulah. Karena sebenernya ditahun ini aku bakal berusia 19 tahun dan yaa~ u know lah kaya drama Goblin tuu, tahun-tahun ketemu Malaikat pencabut nyawa hahahah. Bismillah, usiaku tetep lanjut dan barokallah setiap langkah. Amin. Oke balik lagi ke uneg-uneg. Kayaknya kalo aku nulis yang kayak ginian mulu, jadi berasa lupa sama umur. Yaaa~ sebelas duabelas kayak anak SMA lahyaa wkwk. Jadi yang PERTAMA , aku bingung, kalut, hampir setres mikirin kuliah. Ini kuliah dilanjutin apa engga ya? Ini kuliah resign engga ya? Ini kuliah nanti ngambil dosen apa ya? Ini kuliah bisa sekelas sama dia ga ya? Dan pertanyaan-pertanyaan engga ya engga ya lainnya. Well , kuliah di UIN Sunan Ampel itu simple sih ga serumit kaya Univ gede gitu