air mata pertamaku 2020

sakit hati, iri, cemburu, dan segala hal yang aku benci untuk dirasakan bercampur mencabik berbagai kebahagiaan yang ada.

aku kurang bersyukur, lagi. aku tidak bersyukur, lagi.

aku muak, aku selalu muak dengan hidup ini. tapi aku mencoba baik-baik saja, namun bisikan setan selalu saja datang tanpa diundang. sedang aku disini meronta-ronta berteriak ingin lepas dari ini semua.

ibuku selalu menghujamiku dengan ceritanya, cerita tetangga, anak tetangga, aib tetangga. hingga pada akhirnya ibu membuatku harus menjadi seperti mereka, harus. karena ibu menginginkan itu.

aku hanyalah aku, aku bukanlah mereka. dan aku tak cukup mampu mendengar semua pendiktean ini, segala pencucian otak ini.

mimpiku mereka hapus, mereka butakan keinginanku. menata ulang keinginan mereka agar menjadi keinginanku. mereka membunuhku lagi, terus, tiada henti.

bilang tidak mau membebani, akan mendukung segala yang aku pilih. karena sebenarnya aku tidak bisa memilih. mereka yang selalu memilihkan jalanku. menggiringku seperti domba yang hanya tahu mengikuti pemiliknya.

mataku berderai. aku tak bisa menemukan tujuan hidup dan mimpiku. napasku terisak. aku ternyata sudah mati, lama sekali.

Komentar