1.6

DAY 15

Hari ini aku masuk sekolah. Tidak ada yang berbeda. Semua sama. Muak dan menjenuhkan.

Aku duduk mencoba menyeimbangkan kepalaku yang mulai pusing. Kulihat jam menunjukkan sekitar 5.35 WIB. Seharusnya guru sudah masuk, benar saja. Guru bahasa inggrisku sudah masuk tergesa-gesa sambil memberi aba-aba agar menyilahkan dirijen memimpin bernyanyi Indonesia Raya.

Aku bernyanyi. Meski sedikit. Kemudian waktunya literasi. Waktu menghadapi tulisan novel, otakku seperti meledak. Kepalaku pusing dan pandangan mataku tidak fokus. Aku mencoba minum air putih sedikit dan mencoba membaca mengeja dalam hati. Jika tidak kupaksakan, aku tidak bisa membaca lagi dalam kondisi begini. Jadi aku harus tetap kuat menerimanya.

Aku mencoba mengeja huruf per huruf dan menulis resume. Menulis pun tulisanku sudah payah. Tanganku begitu menulis beberapa kalimat sudah kaku. Kenapa tidak di resume dalam ketikan saja, batinku. Setidaknya jika ketikan aku masih bisa memencet sana sini seperti sekarang ini. Yhaa baiklah, bagaimanapun aku tidak boleh mengeluh. Aku harus mencintai kekuranganku demi menjalani hidup.

Seminggu tidak sekolah, tugas menumpuk, ulangan harian nilai kosong. Pada akhirnya otakku terbeban juga. Namanya saja pelajar, sekolah, buku, guru. Selalu berhubungan. Aku mencoba tertawa atau setidaknya tersenyum, menertawakan hidup yang seperti ini. Menyedihkan.

IPS, maklum. Ketika otak dipaksa bekerja terus untuk berpikir tidak bisa. Sedikit-sedikit istirahat. Payah. Hari ini cuma diisi 1 pelajaran, sastra inggris dan ulangan harian yang mendadak berupa writing dan listening. Lainnya jamkos alias jam kosong. Hore, kata anak IPS. God, sampai kapan kelas bakal kaya gini. Gua juga disini bayar bego, gak gratis. Gua bayar 250 ribu perbulan belom lks, uang gedung, dan biaya operasional lain plus bayar baju sekolah dan peralatan sekolah yang baru ditinggal bentar di meja uda ilang. Bangsat!

Tadi ada rapat singkat Diamond Squad. Yaa gua kaga ikut aja. Males. Gua uda stop rumpi soal yang gak berguna. Toh info dari mereka ketangkep telinga gua juga. Oke skip~

Gak ada yang istimewa sih hari ini. Hujan mulu dari pulang sekolah sampai malam. Tapi temenku yang Elsa tadi si dateng ke rumah buat benerin lukisan. Hasilnya? Wew amazing. Bener-bener tangan dewa. Dari lukisan comot jadi background yang bagus bangets. Sebenernya uda beli kanvas lagi tapi uda digambar dan lukis duluan sama Lady, dan gambarnya malah sama kaya amoeba daripada bunga. So, gua dan Elsa gak setuju idenya Lady dan tetep memperbaiki lukisan awal. Baiknya ntar liat aja siapa yang lebih pantes di kumpulin.

Besok aku harus ngejar ketinggalan ulangan geografi. Sendirian. Wew. Biasa. Tapi sampai sekarang, rasanya belajar malas banget. Sekedar baca aja pikiran terbang ntah kemana. Dan akhirnya gadget pun ditangan.

Tidak ada yang istimewa. Hanya biasa dan benar-benar menyedihkan. Aku benci.

Tiba-tiba aku teringat dia. Kangen. Sekedar menyapa saja aku tak bisa. Padahal selalu aku yang tiba-tiba muncul. Sekarang tidak lagi. Aku sadar aku yang membuatnya repot selalu membalas pesanku. Aku yang bertanya hal tidak penting padanya yang mengganggu waktu dia yang lagi mengerjakan tugas kuliah. Setidaknya aku tahu, aku selamanya tidak bisa mendapatkannya. Tapi ada hasrat dalam hatiku, aku selalu ingin bertemu dengan dia.

Komentar