Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

1.6

Gambar
DAY 15 Hari ini aku masuk sekolah. Tidak ada yang berbeda. Semua sama. Muak dan menjenuhkan. Aku duduk mencoba menyeimbangkan kepalaku yang mulai pusing. Kulihat jam menunjukkan sekitar 5.35 WIB. Seharusnya guru sudah masuk, benar saja. Guru bahasa inggrisku sudah masuk tergesa-gesa sambil memberi aba-aba agar menyilahkan dirijen memimpin bernyanyi Indonesia Raya. Aku bernyanyi. Meski sedikit. Kemudian waktunya literasi. Waktu menghadapi tulisan novel, otakku seperti meledak. Kepalaku pusing dan pandangan mataku tidak fokus. Aku mencoba minum air putih sedikit dan mencoba membaca mengeja dalam hati. Jika tidak kupaksakan, aku tidak bisa membaca lagi dalam kondisi begini. Jadi aku harus tetap kuat menerimanya. Aku mencoba mengeja huruf per huruf dan menulis resume. Menulis pun tulisanku sudah payah. Tanganku begitu menulis beberapa kalimat sudah kaku. Kenapa tidak di resume dalam ketikan saja, batinku. Setidaknya jika ketikan aku masih bisa memencet sana sini seperti sekarang ini. Y

1.5

Gambar
DAY 13 Maklumlah sudah sekitar 5 hari ini aku baru menuliskan ini. Tubuhku masih lemas. Obat yang menahan demamku hanya bekerja setiap 5 jam. Itupun jika suhuku turun, aku pasti berkeringat dingin dan kepalaku mulai pusing. Aku menggunakan obat yang sama itu sekitar hampir 3 hari tapi tidak ada perkembangan. Obat itu hanya menahan bukan menyembuhkan. Sabtu, 26 November seharusnya menjadi rencana untuk foto album kenangan. Tapi orangtuaku memintaku untuk tetap istirahat karena kondisiku yang masih lemah. Tidak mungkin saat jauh kesana tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit. Akhirnya aku mengambil dispensasi dan pulang. Saat pulang pun aku disambut ibu dengan kasih sayang. Tidak usah dipikirkan, pikirkan kondisimu dahulu, ucap Ibu yang kuingat sebelum aku tertidur. Sekitar sejam setelah aku tertidur lelap, telpon berbunyi nyaring. Teman-teman serta fotografer membujuk supaya tetap ikut saja. Sayang ntar foto 3 tahun sekali buat kenang-kenangan gak ada di album, begitu kata mereka. Tapi aku

1.4

Gambar
DAY 8 Apa yang aku khawatirkan akhirnya terjadi. Sudah beberapa hari aku mengalami demam, pusing, mual. Kurasa, aku harus di opname. Tapi tentu saja aku menolaknya dan memilih rawat jalan. Hari Rabu ternyata ada foto album lagi. Meski teman sekelas tidak menyetujuinya karena tidak lengkap alias banyak yang tidak masuk, mereka tetap foto. Hari Rabu juga seharusnya rencana Dß untuk belanja bareng, belanja pakaian untuk foto tahunan maksudnya. Tapi tentu saja, dengan kondisiku yang tidak memungkinkan, aku tidak bisa ikut dengan mereka. Hari Kamis ini, aku merasa masih lemah. Demamku makin hari makin naik, aku takut aku terkena Demam Berdarah juga. Tapi kulitku masih sehat dan tidak ada bintik-bintik merah. Kamis ini juga, aku nekat untuk sekolah. Alhasil aku hanya tidur di UKS dari jam 7 lebih hingga jam 12 siang. Akhirnya, aku disuruh pulang. Berantakan pula rencanaku untuk mengikuti simulasi UNBK dan rencana untuk membeli baju bersama ayah. Wew, thats cruel. Sekitar jam 3 sore, akhi

1.3

Gambar
DAY 5 Sudah beberapa hari ini aku malas menghadapi layar ponselku. Menghadapi timbunan chat yang tidak berguna. Menanggapi teman yang merengek curhat, ataupun menanggapi diskusi buku tahunan yang super duper ribet. Memang masa abu-abu akan segera berakhir, tapi bukan berarti hidupku berakhir bukan? Aku masih punya impian yang panjang. Aku masih punya angan-angan yang panjang. Dan aku masih punya target yang harus aku capai sebelum aku perlahan-lahan menjadi manula. Kemarin malam, tanggal 19 November 2016, teman sekelasku mengundangku untuk makan malam sekaligus merayakan pesta ulang tahunnya yang tertunda 12 November lalu. Bukan karena apa-apa, aku hanya malas untuk berangkat dan punya urusan lain. Nyatanya, banyak yang tidak menghadiri undangannya. Pesta pun hanya dirayakan dengan 17 orang. Miris? Kasihan? Jangan beri kasihan. Itu terlihat menyedihkan. Esoknya, tentu saja dia berdiam diri di kelas, dan hanya sibuk dengan ponselnya. Saat diskusi pun, dia hanya akan berangkat dengan

1.2

Gambar
Entah aku sebaiknya senang atau bagaimana. Aku tidak bisa memutuskannya. Antara aku lega karena i love my fckn prnts again apa yang lain. Sejenak aku sadar, keputusanku memang sudah bulat hari demi hari. Kawan, aku benar-benar ingin hilang. Aku tidak ingin mengenal siapapun. Aku ingin melupakan kalian semua. Lebih baik, kedepan kita tidak bertemu lagi. Sebelum itu, aku meminta maaf sebanyak-banyaknya. Aku berterimakasih melimpah. Kalian benar-benar membuat hidupku berwarna dan aku tidak suka itu. Tapi lihat saja nantinya. Jika aku tidak lulus SNMPTN, aku mencoba SBMPTN, jika tidak aku mencoba PMDK atau STAN. Jika memang akhirnya otakku tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya, aku mungkin ada di Malang atau Jogja. Aku ingin belajar hukum meski dengan keterbatasan pemahaman. Bagaimanapun, aku ingin hidup sendiri dan tidak ada yang mengganggu. Jika aku lolos di SNMPTN, aku akan tetap dengan berat hati menghadapi ancaman maut ini. Tidak! Bukan berat hati, tapi pasrah. Aku sebenarnya m

1.1

Gambar
DAY 1 Pernahkah kau merasakan sesuatu seperti tidak diinginkan. Pertanyaannya, mengapa kau hidup? Apa ini memang benar-benar tidak berarti atau hanya sebuah cobaan dalam hidup? Aku rasa tidak. Ini ‘takdir’, takdir yang semua orang ingin menjauhi atau memang tidak ingin melakukannya. Takdir yang satupun orang tidak menginginkannya. Apa boleh buat? Aku hanya aku. Dan hanya sejauh itu aku mengerti. Aku tidak menarik, aku tidak terkenal, aku hanya seorang gadis yang ‘mungkin’ demensia. IQ menurun, pemahaman rendah. Aku tahu apa yang aku lakukan tapi aku tidak dapat mengingatnya. Gejala Alzheimer? Mungkin. Memang terlalu muda aku jika mempunyai penyakit seperti itu. Tapi bagaimanapun juga, aku sudah terlalu bodoh. Tidak bisa memahami ucapan seseorang, membuat jengkel orang yang berbicara padaku, membuat orang-orang yang tidak mengenalku dengan baik berpikir aku ini hanya sampah, aneh, terbuang, terisolasikan. Terkadang, aku takut pada diriku sendiri. Aku takut tidak bisa menjadi seseorang

THE ANSWER

Gambar
Aku tahu jawaban untuk semua ini. Tidak, aku hanya menemukan jawaban untuk semua hal yang ada di dunia. Bukan, aku tahu jawaban atas pertanyaanku sendiri. Aku terlalu takut melangkah untuk hidup. Kenapa? Karena aku hanya aku. Aku tak bisa menjadi kalian. Dan aku takut menjadi kalian. Semua hal di dunia ini (termasuk kalian) menggila dan menatap dengan miris ke hadapanku. Ada yang ingin membunuhku, ada juga yang merasa iba padaku, oh.. Jangan lupa, ada juga yang menertawakanku. Apa kalian ingin mendengar jawaban itu? Apa kalian ingin mendengar apa yang ingin kukatakan? Haha... Aku hanya tertawa, ada apa dengan kalian semua? Jangan marah, jangan mencoba meninggalkanku. Oh iya, bagaimana bisa kalian meninggalkanku dengan ketidaktahuan? Tidak! Pasti kalian meninggalkanku. Aku yakin itu. Kalian pasti tidak pernah mau mendengarkanku. Untuk apa mendengarkan orang yang memberikan jawaban dengan berbelit-belit? Tidak berguna bukan? Maka dari itu, sudah selesai semua. Jangan terlalu b

ILUSI

Gambar
Aku tahu seharusnya kita gak boleh bedain temen. Tapi kalo dianya yang jadi pembeda gimana? Yang membeda-bedakan kalian? Maaf aku gak bisa ngontrol emosi sekarang. Maaf aku gak bisa ngontrol ego sekarang. Karna aku uda muak sama semuanya. Bisa ngga sih kalian berpikir sedikit aja? Kenapa aku melakukan ini? Apa sebenernya kalian sama aja kaya yang lain? Muak Jenuh Males Kau tau? Kadang semua orang juga pernah begitu bukan? Semua orang juga punya hati buat marah kan? Semua orang juga punya hati buat sedih kan? Semua orang punya hati buat percaya kalo semua itu hanya ilusi dunia? Ilusi dunia Ilusi Ilusi Ini hanya ilusi Hanya ilusi Ilusi Ilusi Ilusi Ilusi Ilusi Ilusi Ilusi Ilusi Ilusi Percayalah ini semua ilusi