1.9

DAY 26

Minggu kemarin benar-benar pelajaran yang terlalu berharga buat dilupakan. Sebuah curahan dari seorang keluarga yang terbuka. Mengevaluasi setiap perilaku insan dengan tidak mencela atau merendahkan harga diri mereka. Sejenak aku merasakan sebuah kedamaian. Dengan bola bulu yang selalu ada di pangkuanku, setiap anggota keluarga menasehati dan memberi solusi dari setiap masalah yang dijalani.

Tidak merasa direndahkan. Tidak pula merasa terpojok. Hanya apa adanya. Menyejukkan. Terkadang seseorang yang kita percaya mungkin suatu saat menusuk dari belakang, tapi seseorang yang memberi pelajaran berharga patut dinomor satukan.

Bisa dibilang hari kemarin adalah hari penguatan mental. Mental harus dipupuk yakin bisa menghadapi segala sesuatu yang jahat di dunia. Aku, yang setiap perjalanan hidupku selalu mengundang tantangan yang berujung tidak terduga menganggap penguatan mental ini sudah aku rasakan dari dahulu.

Bagaimana mungkin tidak? Aku, yang disekolah dikerumumi makhluk jahat. Aku, yang ketika melakukan sesuatu yang hebat dipandang keirian. Aku, yang melakukan kesalahan selalu dihujat. Bagaimana mungkin aku tidak merasakan penguatan mental? Aku kuat. Aku bisa menghadapinya. Kuatkanlah aku agar bisa menghadapinya.

Hati-hati pada bermuka dua. Musuh dalam selimut. Hati-hati ketika seorang makhluk jahat bersikap baik padamu. Terbiasalah pada seseorang yang hanya butuh padamu. Hati-hati ketika kau terlalu dekat dengan seseorang. Bukankah harga kepercayaan memang sangat tinggi?

Hati-hati ketika kau tunduk pada seseorang. Hati-hati ketika kau selangkah didepan mereka. Hati-hati ketika kau dibawah mereka.

Ketika panah sudah melaju, bagaimana mungkin bisa ditarik kembali ke asalnya? Ketika kau sudah memutuskan sesuatu, pahami dahulu apa yang sudah kau putuskan dan laksanakan dengan hati terbuka.

Ketika semua sudah gelap, percayalah akan ada satu titik cahaya yang sangat kecil tapi menyinari semua kegelapan. Ketika kau menemukannya, genggam erat dan jangan pernah kau lepaskan.

Komentar