final chapter

bismillah, assalamualaikum. setelah aku pikir lama sendirian, tanpa intervensi dari manapun. aku mengambil kesimpulan. ternyata cara agar lepas dari perempuan itu, adalah menjauhi kamu, suamiku. kamu tau seberapa benci aku sama dia, dan seberapa aku ga rela aku punya masalah atau hubungan sama dia, tapi kamu ga peduli dengan itu semua. kamu sudah menghancurkan harga diriku, rasa malu, menghancurkan mimpiku, mimpi anak-anakku, menjadi laki-laki hina yang sampai sujud dihadapan orang lain karena kesalahanmu sendiri. aku ingin bahagia, sampai itu menyakiti dan mengusik dia, ternyata kamu yang menarik dia masuk ke kehidupan kita.

aku tegaskan lagi, satu-satunya cara agar aku menjauh dari perempuan itu, adalah menjauhi kamu. karena kamu belum selesai dengan dia, selamanya gabakal selesai. dan aku gamau ikut lagi sama ceritamu. babku di cerita ini sudah selesai.

mungkin kamu udah lupa, jadi aku ingatkan lagi. aku selalu bilang ke kamu takut dengan cobaan harta tahta wanita. dan aku sangat gapengen ada cobaan wanita dalam rumah tanggaku. kamu itu kayak kucing yang dikasi ikan, mau-mau aja. aku gabutuh suami yang kayak tahi. malu, ternyata dihadapan wanita yang paling kubenci, aku gabisa bahagia. suamiku masih gampang digoda. malu banget, tiap hari, tiap waktu, aku nangis minta maaf sama anakku sendiri karena punya bapak kayak kamu.

aku sudah sejauh ini ke negeri orang dan masalahnya dengan perempuan itu, aku capek. uda dijauhkan sama Allah tapi kamu yang menariknya.

demi Allah aku bersumpah dan berdoa dalam kondisi sadar, dalam kondisi hamilku, semoga perempuan itu, Desi Islamianur F, pegawai Pengadilan Negeri Lamongan, tidak akan mempunyai pengalaman yang sama denganku, dia tidak akan hamil dan tidak akan mempunyai keturunan sebanyak apapun dia mencoba. dia akan sendirian dan mati sendiri, karena suka menjadi perusak hubungan rumah tangga orang. jadi jalanilah karma itu.

anak-anakku akan bersamaku, dia tidak akan mempunyai ayah yang hina. karmamu tidak akan ada di anakku, karena selama hamil aku menjaga sikapku. aku tidak pernah memiliki niatan untuk mencari orang karena gabut. aku tidak akan mencari karmaku sendiri. aku akan hidup sebaik- baiknya, aku akan bahagia. walau aku gatau anak ini akan lahir, akan aku usahakan. jika aku meninggal, orangtuaku akan mengusahakan anakku, aku ga perlu khawatir dengan apapun yang terjadi pada hidupku lagi. karena apa yang aku khawatirkan ternyata sudah terjadi. 

aku minta maaf banget sama bapak dan mak, selama ini, setelah apa yang terjadi, aku ga pernah menghubungi orangtuaku. aku selalu curhat dengan bapak dan mak, mereka mengkhawatirkanku, mereka merasa malu dan minta maaf padaku sangat-sangat dalam. mak bilang kalau dia malu banget gabisa mendidik anaknya supaya ga menyakiti istrinya sendiri. sampe mikirin gabisa tidur, sering telfon memastikan aku baik-baik saja.  jujur aku bakal ngerasa kehilangan karna perlakuan bapak dan mak ke aku, itu perlakuan yang pengen aku rasain dari orangtuaku. aku sayang banget sama bapak dan mak. tapi dengan berat hati, maaf sudah gabisa jadi anak mereka lagi.

suami yang selalu aku banggakan, malah mengecewakanku. aku sampai mengemis ke orangtua agar ayah dan ibu merestuiku. aku yang selalu bercerita baik walau itu kadang berbohong. apapun yang aku berikan ke orangtuaku, aku selalu bilang dari kamu. apapun yang aku beli, aku selalu bilang dari kamu. aku sudah menjaga harga dirimu didepan orang lain, pada semuanya. aku selalu mengkhawatirkanmu, aku selalu takut kamu kalau ga makan gimana, kalo kamu sakit gimana, aku gapernah itung2an selagi aku ada uang. aku sayang kamu melebihi aku sayang sama diriku sendiri. tapi ternyata kamu ga mikirin perasaanku, rasa benciku, traumaku sama perempuan itu. semua usahaku sia-sia, rumah tanggaku hancur. 

bahkan disaat itu aku gapunya duit, aku sambat, tapi kamu malah ngasih perempuan, pacarnya orang, daripada kamu ngasih aku nafkah. aku gaada duit, kamu gabakal percaya. bulan juni tau kan pengeluaranku sebanyak apa, dan bulan juli aku gaada pemasukan lagi. masuk 3jt, keluar 2,3jt. aku ga nyangka, alasan kamu pulang cepet biar bisa ketemu langsung sama dia. 

aku sadar, kamu gapernah memahami posisiku. jauh dari manapun, sendirian, kondisi hamil, gabisa cerita siapapun, makan gaenak, gapunya siapapun yang bisa dipercaya, gapunya sandaran.

aku gaakan mempertanyakan kenapa kamu ngelakuin itu dan apa yang kamu harapkan bakal terjadi ketika kamu ngelakuin itu. karena jawabanmu ga penting, apapun alasannya itu gabisa dibenarkan atau dimaklumi. siapa juga orang yang suka melihat rumah tangga orang lain bahagia? orang lain banyak yang iri, dan mungkin ini ain yang terjadi di pernikahan ini. 

aku capek. kalau aku maafkan kamu sekali lagi, kamu pasti nyeret perempuan lain dalam hidup ini, karena aku paham resiko kita jauh, pasti ada orang ketiga. aku gasuka kamu dekat sama cewek dikantor aja sampe hapus chat, aku diamin. aku marah tapi kamu malah marah sama aku. aku uda firasat berkali-kali kamu menyembunyikan sesuatu kalau aku tanya kamu marah. tapi aku diam, aku yakin kamu paham resiko kalau main-main terus. pada akhirnya aku sadar, kamu ternyata gapernah milih aku, kamu ga pernah belain aku, kamu gapernah jaga harga diriku dengan bersikap murah ke cewe lain, pas aku hamil pula. yaAllah sakit banget, dan aku gamau itu terulang. balikan pun gaada jaminan ga terulang. aku mending berhenti daripada lanjut tapi nyakiti diri sendiri.

aku sering kamu pukul pas pacaran dulu kalo aku salah, saat menikah aku bersyukur gapernah dipukul, aku pikir kamu berubah. aku gapernah liat kamu selingkuh, aku percaya kamu engga. aku jadi sadar diri, aku harus berubah buat kamu, buat anak-anak. aku cerita semua yang terjadi dalam hidupku, meski kadang kamu ga semangat dengar, gaada yang aku tutupi. aku bersyukur punya mertua baik, punya suami yang perhatian, aku bahagia banget, walau keadaan kayak gini aku tetap mikir baik-baik, sedikitpun aku gapernah kepikiran kamu kayak gitu. tapi nyatanya kamu balas aku kayak gini.

alhamdulillah. terimakasih atas segalanya, apapun yang kamu berikan. aku gaakan minta apa-apa lagi. aku mulai detik ini akan berjuang untuk hidupku sendiri dan anak-anakku. kamu gaperlu ikut campur, karena kamu bukan siapa-siapa lagi.

semoga Allah selalu melindungimu, dan akan mewujudkan karmamu, kamu gaakan punya keturunan lagi setelah kita bercerai, daripada anakku punya ayah yang punya banyak anak dari istri lain.

aku sadar, kebahagiaan itu bukan berharap ke orang lain, tapi diciptakan oleh diri sendiri. jadi aku memilih untuk bahagia daripada harus tertekan jiwa.

sekarang pilihanku cuma 2, menggugurkan kandungan ini atau menceraikanmu. dan aku pilih yang kedua. aku akan pilih surga untuk anak-anakku, karena denganmu pasti aku masuk neraka. kamu aja gapernah ngaji surah maryam sama yusuf ke anak-anak. jadi aku aja yang ngaji buat mereka. seumur hidup itu lama, dan aku ga sanggup harus kayak gini terus. mungkin aku sedih, nangis berhari-hari, tapi nanti kalau sudah mati rasa, pasti bisa kuat melewati ini.

dengan izin Allah, dengan ini aku putuskan untuk memutuskan tali pernikahan ini. aku ingin cerai secepatnya, jadi jangan hubungi lagi, supaya cepat. supaya aku tidak menjadi bebanmu lagi, supaya aku tidak menjadi penghalangmu lagi. 

jika kau menikah lagi baik di kehidupan ini atau kehidupan lain, menikahlah dengan wanita yang kau inginkan dan yang sangat kau cintai, agar kamu ga menyakiti istrimu sendiri.

istrimu itu cerminmu, kalau kamu berbuat jahat, yang kena itu istri anakmu, keluargamu. bakal susah bahagia karena setiap tangisan istrimu itu pedihnya kakimu menginjak surga apalagi bertahan hidup di dunia.

bismillahirrahmanirrahim. astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah. dengan sadar dan tanpa paksaan, aku ceraikan kamu detik ini juga.


wassalamualaikum.

Komentar