Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

bad habbit

Gambar
aku sudah pernah confess ke orang lain, jadi aku engga mau mengulang lagi. tapi ya mau gimana, mentalku drop lagi. beberapa tahun ini aku memang suka menulis, dulu sih bukan karena aku hobi, karena ada sesuatu yang membuatku harus membuat diary, serinci dan sedetail mungkin, bahkan tentang perasaan dan pikiranku.  dan karena terapi itu pula, aku jadi lebih suka membenci lewat tulisan, menyukai lewat tulisan, dendam lewat tulisan, dan juga drop lewat tulisan. sebelumnya jika moodku seperti ini, saat ini tepatnya, dimana segala hal engga sesuai dengan yang aku harapkan--yang aku pikirkan, aku menghela napas panjang. duduk di pojok kamar, sambil mengetik seperti ini. mungkin karena aku lagi datang bulan, moodku jadi lebih berantakan. padahal aku uda mencoba buat diam seperti biasa, tertawa seperti biasa, bergurau seperti biasa. tapi selalu ada fase aku pengen menyendiri. aku gamau diganggu siapapun. aku gamau ketemu manusia satupun. aku berantem dengan semuanya. mungkin ada perasaan menye

aliku😭

Gambar
Perjalanan adoptnya disini ... 23 Agustus 2020, 02.30 WIB Ali mencoba keluar dari kolam. Suara glodakan terdengar. Ibu pikir itu suara tikus, jadi dibiarkan karena semalam Ibu ngeracuni tikus. Terdengar suara gaduh lagi untuk kedua kalinya. Tidak ada yang peduli. Semua berpikir, biarlah tikus itu makan racun. 03.00 WIB, Ayah mengecek hewan peliharaan semua seperti subuh biasanya. Kaget dong ayah karena Ali engga ada di kolamnya. Ditemukanlah Ali sekarat di bawah kolamnya. Ayah langsung memberi pertolongan pertama. Dimasukkan air di kamar mandi, dibuatlah insangnya itu berkedut, dilarutkan airnya dengan garam ikan. 05.00 WIB, Ali engga bergerak sedikitpun. Ali uda diam. Karena gelagatnya yang suka begitu, dikira Ayah selamat. Tapi pas aku pegang dia, dia lemes. Dia uda engga ada.😭 padahal dua minggu lagi ulangtahun dia yang ke 5 bulan.  Kini semesta mengajarkanku, makna dari sebuah kehilangan, lagi. Ali, rest in peace🥀

kamu pengen resign?

kerja itu taraf tertinggi kehidupan sosial di masyarakat. kalau biasanya kamu ngeluh karena tugas kelompok yang kamu kerjain sendiri, mungkin kamu belum siap buat terjun ke dunia ini. dunia itu kejam, banget. bermuka dua, banget. makanya banyak orang yang suka resign, engga kuat, lingkungan toxic, dsbg.  bahkan kerjaan yang kamu kira sesuai passion, bisa aja malah jadi hal yang km benci. kamu juga bakal kena kerjaan yang engga sesuai jurusan ataupun passionmu.  caranya menghadapi? kamu harus kuat. kamu harus berani terima. kamu masih bisa belajar lagi, ilmumu yang lalu engga akan mungkin ga berguna. semua ilmu berguna, pada waktunya. take that risk . baru begitu kamu lebih cepat menapaki kehidupan daripada teman sebayamu lainnya. semakin muda kamu menapaki kehidupan, semakin bahagia hidupmu kelak. tetap ingat, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. mending sakit dulu, baru nanti nikmati kebahagiaan. less is more. jalanin aja hidup. toh kita kalau salah, bertanggung jawab kan?

16-17 Agustusku di Bangkalan

Gambar
Sabtu, 15 Agustus 2020 Kala waktu itu golongan muda dan golongan tua riweuh dan terjadilah peristiwa Rengasdengklok, aku sendiri sedang menghadapi jati diri. Ternyata aku masih jadi mahasiswa hukum, belum rampung, sedang ilmu dan pengetahuanku sedikit demi sedikit mulai menguap, karena terbentur dengan ketidaksinkronan kerjaanku. Pagi itu ada pembekalan Praktik Pengadilan Agama (PPA), dan tentunya secara virtual. Pun nanti dengan praktiknya juga daring, hanya menganalisis putusan, engga ada beda sama skripsi. Engga ada beda sama tugas harian. Engga ada bedanya. Tapi disamping itu aku jadi makin leluasa ngurusin kerjaanku. Pembekalan nyatanya engga seperti yang aku bayangkan. Sama kayak, ada reuni pada tetua, dan yang muda hanya nyimak mencoba memahami yang mereka katakan. Tentu saja karena menunggu form daftar hadir. Setelah mengisi form, satu persatu mahasiswa fakultas syariah dan hukum angkatan 2017 langsung meninggalkan ruang meeting. Hanya sekitar 20% yang mengikuti hin

teman = hambatan (?)

bukannya aku memutuskan banyak pertemanan, tapi aku memutuskan banyaknya hambatan. its a risk. but, ini yang membuatku baik-baik saja. thank u, next.

hidup emang rumit

Gambar
kalau dipikir-pikir, hidup emang rumit. apalagi aku yang gampang menyerah sama semuanya. karna aku males aja si. maksudku, daripada makin rame kan yauda kujalanin aja gitu. kalau disuruh berbicara mimpi, aku si penge banget jadi arkeolog. atau guru sejarah, guru pkn lah minimal. tapi ibu selalu pengen aku ngambil segala apapun pekerjaan, karna nyari kerja itu susah. harus neriman . padahal bukan passion ku. kalau dirasa-rasain ya tertekan juga. jadi mengalir aja gitu. lagian aku malas dah rame. ayah sih bilangnya masuk hukum bisa kemana aja. apa ya, jurusan lebih bergengsi lah. pertamanya sih aku excited , lama kelamaan, gatau ya, bosen aja gitu. sekarang kerja apa? jadi  accounting . yap! gila ga? kurang sih ya. teman-teman sekantorku juga mikirnya macem-macem. kepo gitu, masa pengen belajar sejarah, masuknya ke hukum, kerjanya jadi seorang akuntan.  sempet mereka nyalahin orangtuaku. karna terlalu nyangka kalau aku bisa semuanya. meski ya, aku bisa semuanya. oh come on .