1.11
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc1LKKnpv3YKAaUHRUhIw6P_sYBtp1le6aA3sMvk-19gs-Dxjz_Dk5htrFdc3hh73sk4Ghfdp0H6e_g5IDo9RNTG25qBm5z0Db7WgWprnYA3Vs2bYOLVyjefKgfkVSdcFO2X5TZZQyy7A/s640/1489277660391.jpg)
DAY 58 Aku masih ingat bagaimana aku bermimpi tentang dia. Aku masih ingat bagaimana tatapan terakhirnya padaku dan aku juga masih ingat bagaimana dia tidak memperdulikanku, tidak mau berbincang denganku, atau setidaknya menyapa ‘hai’ padaku. Aku masih tidak tahu bagaimana rasanya atau bagaimana aku berperasaan ke dia. Dalam hatiku, mungkin apa ini pertanda dia mulai melepaskanku. Aku kalut dalam rindu. Aku menangis dalam diam. Aku mencoba mencari jawaban yang akupun tidak tahu jawaban dari pertanyaan apa. Terakhir kali kami berbincang beberapa minggu yang lalu dan mungkin dia lelah dengan tugas kuliahnya sehingga bertengkar denganku karena hal yang sepele, Uang. Dia terus mengungkit-ungkit bagaimana aku berperasaan ke dia. Bagaimana aku bisa menerima dia sebagai kriteriaku dan bagaimana dia terus menerus mempertanyakan hal yang sama, apa aku suka dengan orang yang kaya? Tidak jika dia juga tidak berperasaan. Aku tahu uang penting untuk kehidupan, aku tahu uang bisa membeli semuanya