KEPOMPONG JINGGA

Apa kau tau gurun ? Yang banyak pasirnya. Yang punya sejuta peristiwa didaerah yang antah berantah. Ada yang kehausan sampai mati, ada yang membunuh temannya sendiri agar bisa makan, ada yang sering kali melihat fatamorgana karena menginginkan sesuatu. Bagiku, gurun seperti internet. Dia membuatku senang, meracuni, membuat segala perasaan yang aneh, dan menyisakan kepedihan terus menerus. Dia membuatku merasa dibutuhkan, dia mudah membuatku merasa diacuhkan, dia membuatku tenggelam di arus penyesalan. Aku tidak mau menyalahkannya. Sungguh, memang aku yang salah. Banyak hal yang terjadi tapi aku tetap saja merasa sendiri. Diantara keramaian canda tawa, jiwaku tetap dan selalu merasa kosong. Senyum dengan jiwa yang kosong. Satu-satunya hal yang bisa menghangatkan hatiku hanyalah keluarga, satu-satunya yang tahu aku hanyalah keluarga. Aku merasa, aku gak bisa lagi main instagram, aku tidak bisa lagi stalker lewat facebook, aku tidak bisa lagi melihat setiap grup di Line yang hidup

Yapp helaw. Karena gua ngerasa makin kesini makin ga jelas dan ga berbobot sama sekali, apalagi gua yang hobinya mengkritik nih ehee jadi gua mau cerita dikit tentang hal yang bener-bener gua pemdem sejak dulu. Ohiya, kenapa menggunakan kata lo gua, karna gua ga mau aja berkias-kias kaya sebelumnya. Gua mau to the point aja. Gua sebenernya benci kalo ada di belakang orang lain, dan gua benci sama orang songong yang first impression aja gua ogah banget buat deket. Ada orang yang hancurin squad gua, yapp sebenernya gua uda ngode sih kalau gua ga mau 'dia' masuk ke squad gua. Gua gamau kumpul kalo ada dia, gua gamau nemenin dia. Karena dari awal gua ngerasa ga suka dan pernah negatif thinking sama si dia itu. U know first impressionnya dia ke gua gimana? Pas dia masuk sekolah, karna dia anak pindahan, gua pada saat itu lagi presentasi dan seperti biasa kalo gua presentasi itu hasilnya heboh dan 'dia' cuma ngelipet tangannya sambil mlengosin gua. U know mlengosin? Kaya