jauhilah perdebatan yang sia-sia

saya cukup geregetan dengan banyaknya komentar atau dark jokes di sosial media yang sangat sensitif perihal agama. bukan karena baperan, tapi merasa ga adil aja diperlakukan seperti itu. saya juga males ngatain balik, karena saling olok-olokan juga gaada guna.
saya tahu agama saya itu memang muncul dan besar di arab, tapi bukan berarti semua orang arab itu islam bukan?

saya tahu ISIS memang bercadar, tapi ga semua orang cadaran itu ISIS kan?

saya juga paham kok memang cadar budaya arab tapi mengapa orang Indonesia sok-sok an pakai gitu.

ini semua murni persepsi.

orang lebih nyaman pakai ini, kenapa kita harus melarang?
orang lebih suka bertindak begini, kenapa kita harus mengatur?
selama yang dilakukannya engga mencampuri urusan ataupun merugikan orang lain, saya rasa sah saja untuk dilakukannya.

sering banget saya lihat laki yang cuma brewokan dikatain onta gurun, pakai tudung itu munafik karena banyak putri kerajaan arab saudi yang tak pernah menutupi auratnya. pakai pashmina itu golongan wanita neraka. pakai makeup itu wanita jahiliyah.

memangnya siapa kita bertindak sok tahu?

saya rasa kalau memang tujuannya mengingatkan, nadanya bukan sarkasm seperti itu. 

padahal manusia kan memang berbeda, kita ga bisa judge dan melabel kalo oh itu orang arab pasti Islam, oh itu otak kolot, oh itu apa-apa disangkut pautkan agama. 

padahal putri raja arab juga manusia. kita juga manusia. manusia adalah tempatnya salah dan dosa.

bertindak sok benar dan mengetahui segalanya, apakah anda Tuhan?

saya juga cukup kesel karena melihat debat kusir dengan nonis yang suka banget ngatain secara kasar. dia berargumen seakan dia paham dengan al-Quran dan hadis, melontarkan beberapa nash Quran dan membandingkannya dengan kitab tuntunannya dengan nada menghina.

padahal alQuran dan hadis itu engga bisa dimaknai hanya secara tekstual, tapi harus dilihat dari segi maknanya. 

saya kuliah di UIN alhamdulillah punya banyak ilmu agama khususnya mengenai ushul fiqh dan kaidah fiqh, serta asal mula dari munculnya aliran atau madzab. tapi dengan mengetahui itu semua, saya merasa masih bodoh karena baru mengetahui hal itu saat umur saya sudah hampir seperlima abad.

tapi memang benar apa yang dikatakan nabi, jauhilah perdebatan yang sia-sia apalagi hanya berperantara sosial media.

Nabi Sulaiman ‘alaihis sallam berkata kepada anaknya,

يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ

“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.” [Syu’abul Iman: 8076 Al-Baihaqi]

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.” [Shahih at-Targib wat Tarhib, jilid 1, no. 138]

wallahualambishowab.

saya juga seorang manusia yang tak luput dari dosa. saya juga punya teman dan keluarga yang plural (nonis), tapi mereka semua yang saya kenal tidak seperti itu. mereka menghormati agama dan prinsip hidup saya, pun saya juga akan menghormati agama dan prinsip hidup mereka.

semoga kita semua dalam lindungan dan kasih Allah, semoga anda yang pernah berkata seperti itu dibukakan pikir dan hatinya, semoga kedamaian selalu ada di dalam hati kita. amin.


Komentar