KEPOMPONG JINGGA

Hi, otanjoubi Arun. kurasa sudah tak ada kata-kata lagi yang akan kutuliskan.  tapi aku akan tetap mendoakan yang terbaik untukmu. w/ Love, Meredith

saya cukup geregetan dengan banyaknya komentar atau dark jokes di sosial media yang sangat sensitif perihal agama. bukan karena baperan, tapi merasa ga adil aja diperlakukan seperti itu. saya juga males ngatain balik, karena saling olok-olokan juga gaada guna. saya tahu agama saya itu memang muncul dan besar di arab, tapi bukan berarti semua orang arab itu islam bukan? saya tahu ISIS memang bercadar, tapi ga semua orang cadaran itu ISIS kan? saya juga paham kok memang cadar budaya arab tapi mengapa orang Indonesia sok-sok an pakai gitu. ini semua murni persepsi. orang lebih nyaman pakai ini, kenapa kita harus melarang? orang lebih suka bertindak begini, kenapa kita harus mengatur? selama yang dilakukannya engga mencampuri urusan ataupun merugikan orang lain, saya rasa sah saja untuk dilakukannya. sering banget saya lihat laki yang cuma brewokan dikatain onta gurun, pakai tudung itu munafik karena banyak putri kerajaan arab saudi yang tak pernah menutupi auratnya. pakai pashmina itu gol

kita semua menjadi insan yang berdiri sendiri, menyingkir dari dunia ramai, berpeluk sepi sendiri, mengharap raihan asa tak kunjung datang, membuat hidup enggan, mati pun tak mau. [so, bersahabat bersama covid]

maaf aksaraku tak pernah kuasah, lalai aku berkecimpung selalu dalam dunia wanita. puan, hembusan napasmu buatku terperanjat. kau liukan belaianmu hingga napasku tersendat. kau bawa aku rasakan hasrat, namun piciknya kau hanya datang sesaat. -so, 8 Mei 2020 ini kemarau mana datangnya?