Postingan

final chapter

bismillah, assalamualaikum. setelah aku pikir lama sendirian, tanpa intervensi dari manapun. aku mengambil kesimpulan. ternyata cara agar lepas dari perempuan itu, adalah menjauhi kamu, suamiku. kamu tau seberapa benci aku sama dia, dan seberapa aku ga rela aku punya masalah atau hubungan sama dia, tapi kamu ga peduli dengan itu semua. kamu sudah menghancurkan harga diriku, rasa malu, menghancurkan mimpiku, mimpi anak-anakku, menjadi laki-laki hina yang sampai sujud dihadapan orang lain karena kesalahanmu sendiri. aku ingin bahagia, sampai itu menyakiti dan mengusik dia, ternyata kamu yang menarik dia masuk ke kehidupan kita. aku tegaskan lagi, satu-satunya cara agar aku menjauh dari perempuan itu, adalah menjauhi kamu . karena kamu belum selesai dengan dia, selamanya gabakal selesai. dan aku gamau ikut lagi sama ceritamu. babku di cerita ini sudah selesai. mungkin kamu udah lupa, jadi aku ingatkan lagi. aku selalu bilang ke kamu takut dengan cobaan harta tahta wanita. dan aku sangat g...

Aku, Luka, dan Sebuah Kejujuran yang Terlambat

Gambar
Di suatu malam yang sunyi, suamiku akhirnya mengakui sebuah kebenaran yang selama ini ia sembunyikan. Sebuah kebenaran pahit yang tak pernah aku duga — bahwa ia menjalin komunikasi dengan seorang perempuan dari masa lalunya. Seorang perempuan yang, dulu, pernah menghancurkan hatiku… dan kini datang lagi, menghancurkan pernikahanku. Yang lebih menyesakkan, ia tak hanya berbicara. Ia mengirimkan uang — dua juta rupiah — atas permintaan perempuan itu. Perempuan yang bahkan telah memiliki pasangan lain. Semua itu ia lakukan diam-diam, sembari berkata padaku bahwa ia lelah, ingin cepat pulang, ingin istirahat. Padahal aku, istrinya, tengah hamil dan menantinya di tanah perantauan. Ia memilih menghindar dari tanggung jawabnya sebagai suami, sebagai calon ayah, sebagai lelaki yang dulu aku percaya. Setelah semua terbongkar, aku gemetar. Hatiku koyak. Aku menangis seharian, kehilangan arah, tidak bisa fokus bekerja. Rasanya seperti seluruh harga diriku diinjak-injak. Bukan hanya karena uang, b...

pantaskah?

aku hamil dan suamiku suka bercanda dengan perempuan lain. aku tidak mempermasalahkannya, asal keduanya tahu batasan. tiba-tiba hari ini, ketika aku dan suamiku makan mi ayam di pinggir jalan, setelah aku tes lab kehamilan sampai habis 1jt lebih, aku mendapati suamiku menghapus chat di ruang obrolan dengan teman perempuannya. kalau memang tidak penting, kenapa dihapus? aku tidak mau mempermasalahkannya, tapi apa alasannya melakukan seperti itu? berarti dia selama ini bersikap seperti itu? disaat aku sudah percaya dia sepenuhnya? pikiranku terus menerus memikirkan hal ini. “bukankah jika tidak penting, tidak perlu untuk dihapus?” aku jadi teringat, tiap kali kita LDR dan bertemu, banyak ruang obrolannya yang sepi. apa mungkin beberapa chat sudah dihapus? aku meminta untuk dikirimkan screenshoot dari obrolan teman perempuannya itu, suamiku malah mengamuk. rela bertengkar denganku, istrinya, demi menutupi obrolan yang dihapus. aku rasa itu sudah tidak wajar bukan? aku diam saja. percuma j...